Peaches Geldof,
anak kedua penyelenggara konser Bob Geldof yang berpofesi sebagai
model, pembawa acara televisi dan penulis fesyen meninggal di usia 25.
LONDON — Belum ada penjelasan mengenai sebab kematian Geldof di kediamannya di Wrotham, Kent, sebelah tenggara Inggris.
Ayahnya menyampaikan dalam sebuah pernyataan tertulis pada hari Senin, “Peaches telah meninggal. Kami sedih tak terkira.”
“Peaches yang paling seru, lucu, pintar, cerdas dan konyol di antara kami,” katanya. “Menuliskan pesan ini menghancurkan saya. (Peaches) anak yang cantik. Bagaimana mungkin kami tidak akan melihatnya lagi? Bagaimana kami bisa menghadapi kenyataan ini? Kami mencintainya dan akan mengenangnya selamanya.”
Pernyataan tersebut ditandatangani oleh Bob, Jeanne (pasangannya), saudaranya Fifi dan Pixie dan saudara tiri Tiger Geldof.
Berita tersebut mengejutkan dunia hiburan dan fesyen Inggris, di mana Peaches aktif berkecimpung. Ia adalah pengunjung tetap pagelaran fesyen dan hadir minggu lalu di sebuah acara di London.
Polisi Kent menolak menyebutkan nama Geldof, tapi ketika ditanya mengenai kematiannya, mereka mengatakan bahwa polisi dipanggil ke sebuah rumah dekat Wrotham setelah mendapatkan laporan terkait keselamatan seorang perempuan hari Senin siang. Mereka mengatakan seorang perempuan berusia 25 tahun dinyatakan meninggal oleh petugas darurat, dan penyebab kematian tidak bisa dijelaskan dan mendadak.
Peaches menikah dua kali selama hidupnya, suami pertamanya adalah Max Drummey, vokalis band rock indie AS, Chester French dan pernikahannya hanya bertahan selama enam bulan dan berakhir pada tahun 2009. Ia meninggalkan dua anak dan suami keduanya, musisi Tom Cohen. Anaknya masing-masing berusia 23 bulan dan 11 bulan.
“Saya dan kedua anak saya, Astala dan Phaedra, memuja istri saya tercinta, dan saya akan membesarkan mereka dengan ingatan tentang ibu mereka setiap hari. Kami akan mencintainya selamanya,” kata Cohen dalam sebuah pernyataan.
Tweet terakhir Peaches tampil pada hari Minggu, berisi foto dirinya ketika masih kecil bersama ibunya dengan tulisan: “Saya dan ibu saya.”
Peaches berusia 11 tahun ketika ibunya Paula Yates meninggal akibat overdosis pada tahun 2000.
Warga Inggris tidak percaya akan kematian Peaches yang begitu mendadak.
“Sangat, sangat menyedihkan. Peaches telah mengalamai banyak hal di masa kecilnya, dan kelihatannya dia sedang menjalani hidup yang bahagia. Tidak ada kata-kata yang bisa diucapkan mendengar berita seperti ini. Berita tragis, menyedihkan,” kata Ray Levine, mantan humas Peaches, pada Sky News.
“Menghadapi kematian ibu di usia yang sangat muda sangat sulit bagi siapapun, apalagi seseorang yang berada di bawah sorotan publik. Tapi Peaches berhasil mengatasinya,” ujarnya.
Geldof, mantan bintang rock Irlandia, paling terkenal sebagai penyelenggara konser untuk Afrika, Live Aid pada tahun 1985 dan konser Live 8. Aktivis anti kemiskinan tersebut telah lama mengatakan bahwa sistem keuangan global pada dasarnya tidak stabil dan tidak adil.
Sumber: http://www.voaindonesia.com/content/peaches-geldof-wafat-di-usia-25/1888212.html
Ayahnya menyampaikan dalam sebuah pernyataan tertulis pada hari Senin, “Peaches telah meninggal. Kami sedih tak terkira.”
“Peaches yang paling seru, lucu, pintar, cerdas dan konyol di antara kami,” katanya. “Menuliskan pesan ini menghancurkan saya. (Peaches) anak yang cantik. Bagaimana mungkin kami tidak akan melihatnya lagi? Bagaimana kami bisa menghadapi kenyataan ini? Kami mencintainya dan akan mengenangnya selamanya.”
Pernyataan tersebut ditandatangani oleh Bob, Jeanne (pasangannya), saudaranya Fifi dan Pixie dan saudara tiri Tiger Geldof.
Berita tersebut mengejutkan dunia hiburan dan fesyen Inggris, di mana Peaches aktif berkecimpung. Ia adalah pengunjung tetap pagelaran fesyen dan hadir minggu lalu di sebuah acara di London.
Polisi Kent menolak menyebutkan nama Geldof, tapi ketika ditanya mengenai kematiannya, mereka mengatakan bahwa polisi dipanggil ke sebuah rumah dekat Wrotham setelah mendapatkan laporan terkait keselamatan seorang perempuan hari Senin siang. Mereka mengatakan seorang perempuan berusia 25 tahun dinyatakan meninggal oleh petugas darurat, dan penyebab kematian tidak bisa dijelaskan dan mendadak.
Peaches menikah dua kali selama hidupnya, suami pertamanya adalah Max Drummey, vokalis band rock indie AS, Chester French dan pernikahannya hanya bertahan selama enam bulan dan berakhir pada tahun 2009. Ia meninggalkan dua anak dan suami keduanya, musisi Tom Cohen. Anaknya masing-masing berusia 23 bulan dan 11 bulan.
“Saya dan kedua anak saya, Astala dan Phaedra, memuja istri saya tercinta, dan saya akan membesarkan mereka dengan ingatan tentang ibu mereka setiap hari. Kami akan mencintainya selamanya,” kata Cohen dalam sebuah pernyataan.
Tweet terakhir Peaches tampil pada hari Minggu, berisi foto dirinya ketika masih kecil bersama ibunya dengan tulisan: “Saya dan ibu saya.”
Peaches berusia 11 tahun ketika ibunya Paula Yates meninggal akibat overdosis pada tahun 2000.
Warga Inggris tidak percaya akan kematian Peaches yang begitu mendadak.
“Sangat, sangat menyedihkan. Peaches telah mengalamai banyak hal di masa kecilnya, dan kelihatannya dia sedang menjalani hidup yang bahagia. Tidak ada kata-kata yang bisa diucapkan mendengar berita seperti ini. Berita tragis, menyedihkan,” kata Ray Levine, mantan humas Peaches, pada Sky News.
“Menghadapi kematian ibu di usia yang sangat muda sangat sulit bagi siapapun, apalagi seseorang yang berada di bawah sorotan publik. Tapi Peaches berhasil mengatasinya,” ujarnya.
Geldof, mantan bintang rock Irlandia, paling terkenal sebagai penyelenggara konser untuk Afrika, Live Aid pada tahun 1985 dan konser Live 8. Aktivis anti kemiskinan tersebut telah lama mengatakan bahwa sistem keuangan global pada dasarnya tidak stabil dan tidak adil.
Sumber: http://www.voaindonesia.com/content/peaches-geldof-wafat-di-usia-25/1888212.html
0 komentar:
Posting Komentar