SlideShow

"MY PET: SPIDERREV"

0

Wawancara Tentang Pengalaman Hampir Mati

Wawancara Dr Jeffrey Mishlove, Ph.D dengan Dr. Raymond Moody
LIFE AFTER LIFE:UNDERSTANDING NEAR-DEATH EXPERIENCE with Dr. Raymond Moody, Jr.,M.D., Ph.D.

HIDUP SETELAH MATI: MEMAHAMI PENGALAMAN HAMPIR MATI (PHM) dengan Dr. Raymond Moody, Jr.,M.D., Ph.D.

The Intuition Network, A Thinking Allowed Television Underwriter, menghadirkan wawancara dari seri Thinking Allowed, Percapakan tentang Pengetahuan dan Penemuan Terkemuka, dengan Dr. Dr. Jeffrey Mishlove.
 
JEFFREY MISHLOVE, Ph.D : Selamat datang. Saya adalah Jeffrey Mishlove. Topik kita hari ini adalah pengalaman hampir mati (PHM) (PHM), dan bersama saya adalah Dr. Raymond Moody, seorang psikiatris yang buku terkenalnya Life After Life (Kehidupan Setelah Mati), yang diterbitkan di tahun 1976, membuat penelitian seksama tentang kecenderungan pengamalan setelah mati. Dr. Moody adalah anggota utama Perkumpulan Internasional untuk Penelitian Pengalaman hampir mati (PHM). Dia adalah profesor psykologi dari West Georgia College, dan dia juga penulis Reflections on Life After Life, and The Light Beyond. Selamat datang, Raymond.

RAYMOND MOODY, M.D
: Terima kasih atas undangannya di sini, Jeffrey.

MISHLOVE
: Ketika kau mulai menyelidiki kecenderungan pengalaman orang2 mati tapi hidup lagi karena pertolongan medis, misalnya dari serangan jantung, hampir tiada satupun buku di bidang ini. Kau saat itu tidak punya literatur apapun bagi penyelidikanmu. Tapi dalam sepuluh tahun terakhir hal ini berubah drastis.

MOODY
: Betul. Aku terus menerus mendengar dari pasien2 yang hampir mati dan telah mengalami pengalaman2 yang benar2 dramatis yang mengubah hidup mereka sepenuhnya. Meskipun begitu aku tidak pernah menemukan literatur psikiatris atau medis yang berhubungan dengan hal ini, yang bisa memberikan penjelasan padaku tentang apa yang terjadi pada pasien2 ini.

MISHLOVE
: Bagi kepentingan para pemirsa, dapatkah kau menjabarkan secara luas seperti apakah pengalaman hampir mati (PHM) (PHM) itu?

MOODY
: Well, itu adalah pengalaman yang punya pola yang hampir sama. Yang biasa disebutkan secara umum oleh para pasien pada kami adalah pengalaman itu terjadi saat jantung mereka berhenti berdetak, lalu mereka mendapat pertolongan medis -- tapi tetap tiada detakan jantung, tiada nafas -- dan seringkali para dokter mereka berkata, "Oh celaka, dia mati, kita gagal menolongnya," atau kalimat lain yang senada. Para pasien memberitahu kami dari sudut pandang mereka bahwa mereka saat itu merasa sangat hidup dan awas jauh lebih nyata daripada yang pernah mereka rasakan. Mereka berkata bahwa mereka terangkat dari tubuh jasmani mereka, dan mereka bisa melihat upaya medis yang sedang dilakukan pada tubuh mereka dari atap ruangan di ruang operasi atau ruang gawat darurat. Dari sudut pandang mereka mereka bisa tahu sepenuhnya apa yang sedang terjadi di ruangan itu. Mereka mengatakan ini sungguh perasaan yang sangat aneh sehingga mereka kebingungan -- yang mereka pikirkan adalah, "Bagaimana mungkin aku bisa terapung seperti ini sambil melihat diriku sendiri di bawah sana?" Hal ini sungguh tidak masuk akal mereka -- setelah beberapa saat mereka lalu mengetahui bahwa meskipun mereka bisa melihat dengan jelas dan mengerti betul apa yang terjadi, tapi tampaknya tiada seorang pun yang bisa melihat atau mendengar mereka. Karena itu mereka mulai menyadari apa yang mereka alami ada hubungannya dengan kematian, dan saat itulah terasa betul jati diri mereka sendiri. Seorang wanita menjelaskan padaku, "Dalam pengalaman ini, saat mengalami kesadaran itu, kau bukanlah lagi istri dari suamimu, kau bukan ibu anak2mu, kau bukan lagi anak orangtuamu. Kau adalah kau sendiri yang sejati."

MISHLOVE
: Dirimu yang sejati.

MOODY
: Dirimu yang sejati. Pada saat itu, di saat mengalami isolasi dan menyadari bahwa dirimu telah mati, maka pengalaman maya yang sangat luar biasa mulai terjadi. Aku menyebutnya sebagian maya sebab para pasien mengatakan tahap2 pengalaman setelah mati itu benar2 sukar dijabarkan. Meskipun mereka mencoba sekuat tenaga untuk menjelaskan, tapi tiada kata2 atau bahasa biasa yang bisa mereka temukan untuk dapat menjabarkan secara tepat perasaan2 dan pengalaman luar biasa yang mereka alami saat itu.

MISHLOVE
: Sedemikian indah sehingga tak dapat dijabarkan dengan kata2?

MOODY
: Tepat sekali. Mereka jadi sadar dan dapat menjelaskan melihat terowongan, jalan masuk, pintu gerbang, dan ketika mereka masuk terowongan dan ke luar dari terowongan itu, mereka melihat cahaya yang luar biasa terang, hangat, penuh kasih dan penerimaan. Para pasien menjelaskan bahwa pada saat itu mereka merasakan damai dan nyaman yang luar biasa. Dalam cahaya ini mereka melihat saudara2 dan rekan2 mereka yang telah mati dan mereka bertemu dan memberi salam, sambil menolong mereka untuk menyesuaikan diri di alam yang baru. Hal lain yang seringkali mereka beritahu pada kami adalah mereka mulai bertemu tokoh2 agama -- orang Kristen akan bilang Kristus, orang Yahudi akan bilang Tuhan atau malaikat. Mereka berkata bahwa pada saat itu, makhluk ini bertanya pada mereka, dan para pasien tidak bisa menjabarkan dengan kata2 biasa bagaimana komunikasi saat itu terjadi. Komunikasi tidak lagi dengan kata2 seperti yang kau dan aku lakukan sekarang, tapi dalam bentuk kesadaran seketika. Pertanyaan disimpulkan dalam makna tentang, "Apa yang telah kau perbuat dalam hidupmu? Apakah kau telah belajar mengasihi?" Pada saat ini, mereka berkata bahwa mereka mengalami rekaman ulang tentang apa yang telah mereka perbuat dalam hidup mereka. Tayangan ini ditampilkan di sekitar mereka, penuh warna, panorama 3 dimensi, dan ini mencakup seluruh detail dalam hidup, dari sejak lahir sampai mati.

MISHLOVE
: Dan hal ini semua terjadi hanya dalam waktu beberapa detik dalam hitungan waktu kita sekarang.

MOODY : Tepat sekali, Jeffrey. Dan kau tahu, orang2 yang mengalami hal ini berkata bahwa waktu tidak lagi bisa dihitung dengan jam.


MISHLOVE : Apakah ini yang dimaksud dengan waktu abadi yang kita ketahui?


MOODY: Betul. Banyak pasien yang menyebutnya sebagai keabadian, karena itulah satu2nya kata yang bisa menjelaskan keadaan tersebut. Yang menarik, pada saat melihat tayang ulang hidup mereka, mereka tidak melihatnya dari sudut pandang diri sendiri, tapi sudut pandang pihak ketiga. Dengan demikian mereka bisa menilai secara obyektif orang2 yang berinteraksi dengan dirinya.


MISHLOVE:
Dengan kata lain, jika tindakan mereka mengakibatkan rasa sakit pada pihak lain, maka mereka pun merasakan sakit itu.

MOODY: Tepat. Mereka bisa menilai akibatnya dari pihak yang disakiti. Hal yang sama juga terjadi jika mereka mencintai orang lain, maka mereka pun merasakan kehangatan dan kebaikan yang diakibatkan dalam diri orang tersebut. Satu hal yang mengherankan adalah semua pasien yang mengalami kejadian ini mengatakan ada satu hal yang paling penting mereka rasakan selama melihat tayang ulang hidup mereka. Mereka berkata pengamatan tentang hidup mereka tidak ada sangkut pautnya dengan kesuksesan duniawi; tiada seorang pun yang menanyakan tentang keadaan keuangan mereka atau berapa kekuasaan yang mereka miliki atau apapun yang dianggap sebagai lambang sukses dalam masyarakat yang sangat diperhatikan orang2 umumnya. Setiap pasien berkata bahwa mereka ditanya apakah mereka telah belajar mengasihi, dan apakah mereka telah menerapkan kasih itu dalam hidup mereka.


MISHLOVE: Betapa pentingnya pesan itu bagi kita yang terperangkap dalam pikiran bahwa yang penting adalah naik gaji atau dapat jabatan yang lebih penting.


MOODY: Betul. Dan hal ini jelas merupakan efek yang paling kuat setelah mengalami kejadian itu. Orang2 ini jadi sangat sadar seperti yang kau baru saja katakan, sehingga uang dan kedudukan bukanlah hal yang paling penting dalam hidup mereka lagi.


MISHLOVE: Aku ingat dalam satu bagian di bukumu kau berkata bahwa ketika mereka meninjau kehidupan mereka kembali, mereka sadar bahwa yang penting malah hal2 yang tampak sepele, dan bukan hal2 yang besar.


MOODY: Ya dan nikmati hidup saat ini, dan tidak khawatir melulu tentang apa yang akan terjadi minggu depan, atau deadline, dll. Setelah melihat tayang ulang itu, semua pasien di saat tertentu kembali hidup lagi, tapi beberapa ada yang melihat lebih jauh lagi. Kadang2 mereka mengisahkan pemandangan daerah berumput yang sangat indah, tempat yang luarbiasa menakjubkan. Tapi setelah itu, mereka lalu kembali hidup lagi. Pada saat kembali hidup, yang mereka alami berbeda satu sama lain. Kisah mereka agak berbeda dalam menjelaskan bagaimana mereka kembali hidup. Beberapa orang mengatakan mereka tiba2 kembali hidup tanpa tahu sebabnya. Mereka berkata pada mulanya mereka ke luar dari jasadnya dan melihat usaha pertolongan medis, lalu tiba2 mereka menemukan diri mereka kembali ke dalam jasad, mungkin setelah alat2 medis tidak melekat lagi pada tubuh mereka. Pasien2 lain mengatakan pada kami bahwa mereka bertemu seseorang di sana. Beberapa menyebutnya sebagai Tuhan, yang lain menyebutnya sebagai Yesus, yang lain menyatakan bertemu dengan kawan atau saudara. Tapi orang ini menyatakan pesan yang sama pada mereka, “Kau harus kembali. Waktumu belum tiba. Kau masih harus banyak melakukan berbagai hal, dan kau belum bisa datang kemari sekarang.” Setelah itu mereka kembali ke jasad mereka. Ada beberapa pasien yang mengatakan mereka diberi beberapa pilihan oleh orang yang bertemu dengan mereka di dunia lain itu. Katanya, “Kamu harus menentukan pilihan. Kau bisa kembali ke dalam kehidupanmu yang dulu, atau kau dapat tinggal di sini.” Sungguh menarik bahwa semua yang punya pilihan seperti ini memutuskan untuk kembali hidup di dunia. Alasan umum memilih kembali hidup di dunia adalah seperti yang dikatakan seorang pasien, “Jika menuruti keinginanku sendiri, aku tentunya ingin tinggal di sana. Tapi aku punya anak2 yang harus kuurus, jadi aku memutuskan untuk kembali untuk membesarkan mereka.” Satu alasan lain berasal dari seorang wanita muda yang mengalami PHM ketika menjalani tahap pendidikan terakhir sebagai seorang perawat. Jika aku bisa mengucapkan alasannya dengan tepat, inilah yang dikatakannya padaku, “Seumur hidupku aku ingin jadi perawat dan menolong orang,” dan karenanya dia memilih kembali hidup untuk menyelesaikan pendidikan dan melanjutkan karirnya. Sudah jelas bahwa ketika orang2 ini kembali ke dunia, hidup mereka jadi benar2 berubah.


MISHLOVE: Penjelasan yang kauberikan merupakan hasil wawancaramu terhadap ribuan orang.


MOODY: Ya, tepat. Dan ini bukan berarti setiap orang mengalami setiap kejadian yang sama. Kami temukan bahwa beberapa orang yang mengalami serangan jantung singkat hanya menyebutkan satu atau dua hal saja, sedangkan orang2 yang mengalami serangan jantung berat dapat melaporkan pengalaman yang jauh lebih lengkap.


MISHLOVE: Tampaknya memang ada dunia baka yang jauh lebih menyenangkan daripada dunia fana.


MOODY: Tampaknya memang begitu. Aku menggunakan kata ‘tampaknya’ sebab kita tidak punya bukti ilmiah bahwa manusia akan hidup setelah mati. Tapi setelah bicara dengan lebih dari seribu orang yang sudah mengalami PHM, dan mendengar pengalaman2 mereka yang luar biasa, maka aku yakin bahwa ada kehidupan setelah mati. Lebih dari itu, aku harus mengaku jujur padamu bahwa aku sangat amat yakin, berdasarkan apa yang dikatakan para pasien kepadaku, bahwa memang mereka telah melihat kehidupan di alam baka.


MISHLOVE: Dan mereka sendiri kembali hidup dengan penuh keyakinan bahwa mereka benar2 tahu bagaimana pengalaman mati itu.


MOODY: Oh iya, tepat sekali, dan pengalaman itu memberi mereka rasa damai. Mereka tidak pernah lagi takut mati – tapi tentunya tidak ada yang mau mati dengan penuh kesakitan, atau malah mencari mati dengan sengaja. Malah sebaliknya, mereka semua berkata bahwa hidup itu adalah anugerah besar dan kesempatan besar untuk belajar, dan mereka tidak mau cepat2 mati. Yang mereka maksudkan sebenarnya adalah ketika kematian datang secara natural, mereka tidak akan takut mengalaminya.


MISHLOVE: Aku telah membaca buku lain yang ditulis oleh seorang dokter yang cenderung menganut Kristen fundamentalis. Dokter ini sudah membaca buku2mu dan dia benar2 heran. Mengapa kok semua pengalaman pasien2mu positif melulu, padahal Alkitab mengajarkan adanya api neraka. Dia menunjukkan beberapa dari pasiennya mengalami pengalaman masuk neraka.


MOODY: Ya, memang aku telah mendengar bahwa di beberapa kasus ada orang2 yang mengalami masuk neraka, tapi aku tidak tahu bagaimana menerangkan hal yang kau sebut itu. Aku dan banyak kolega lain telah mengamati ribuan penelitian dengan seksama dan kami semua menyimpulkan bahwa laporan pengalaman masuk neraka setelah mati sangat jarang terjadi. Aku tidak tahu bagaimana menerangkan hal ini. Jelas tampak bahwa orang2 yang mengalami masuk neraka cenderung tidak mau membicarakan pengalaman ini.


MISHLOVE: Kau sendiri sudah menyelidiki lebih dari seribu kasus. Dalam masyarakat internasional terdapat data2 PHM yang semakin banyak. Poll Gallup mencatat ada sekitar lebih dari delapan juta orang2 Amerika yang mengalami PHM. Tapi ironisnya, sekitar satu dekade yang lalu tiada yang membicarakan hal ini. Tiada literatur tentang PHM dalam masyarakat kita. Ini bagaikan fenomena yang terkubur.


MOODY: Memang betul, dan aku kira ini terjadi karena pesatnya perkembangan teknologi di dua dekade terakhir. Dalam dua puluh tahun terakhir manusia mampu mengembangkan peralatan yang dapat mengembalikan orang dari keadaan yang seratus tahun yang lalu disebut kematian, dan peralatan kejut jantung diajarkan pada banyak orang. Yang kita lihat adalah, karena kemajuan ilmu kedokteran, lebih banyak orang berhasil dihidupkan kembali dari keadaan hampir mati. Jika kita lihat dalam sejarah, kita bisa mendapatkan catatan2 tua tentang PHM, bahkan sejumlah catatan berusia ribuan tahun. Hanya baru2 ini saja terdapat banyak ketertarikan untuk mempelajari fenomena ini. Salah seorang Paus sangat tertarik pada PHM, sehingga dia menulis sebuah buku tentang hal itu. Jadi hal ini telah lama berlangsung, tapi di jaman modern kejadian ini terjadi begitu banyak kali sehingga akhirnya mencapai titik di mana orang harus membicarakannya. Kita juga harus tahu bagaimana caranya berbicara dengan delapan juta orang dewasa di AS yang mengalami PHM. Aku juga perlu menambahkan bahwa poll Dr. Gallup itu hanya mengamati orang2 dewasa saja. Tapi kita tahu dari dokter anak bahwa ternyata banyakpula anak2 yang mengalami PHM seperti yang dialami orang dewasa. Dr. Melvin Morse dari University of Washington School of Medicine, yang sekarang adalah dokter anak yang buka praktek di Seattle, telah menulis tiga artikel di American Journal of the Diseases of Children yang berisi tentang pengamatan2nya pada lebih dari lima puluh anak2 yang mengalami PHM. Hal yang mereka alami ternyata sama seperti yang dialami orang dewasa.


MISHLOVE: Aku kira dulu sebelum bukumu Life After Life terbitu, orang2 yang mengalami PHM tidak pernah membaca buku tentang pengalaman kematian dan mereka pun segan membicarakannya pada dokter atau saudara2nya.


MOODY: Ya. Sebelum terjadi banyak ketertarikan umum akan PHM, banyak pasien2ku yang mencoba sekuat tenaga untuk menyampaikan apa yang mereka alami pada dokter, perawat, pendeta, kawan, atau saudara2 mereka, tapi tiada satu pun yang menaruh perhatian secara seksama. Hal ini sangatlah menyedihkan bagi para pasien itu karena pengalaman mereka sangatlah luar biasa, penuh arti, dan menyentuh hal2 pribadi, tapi tiada seorang pun yang mau mendengarnya.


MISHLOVE: Dengan jumlah delapan juta dan PHM yang dibicarakan dalam banyak buku dan riset, tampaknya terjadi konteks spiritual yang baru, karena kuyakin pengalaman2 ini relatif sama tidak peduli apapun agama yang dianut orang itu.


MOODY: Sejauh yang kuketahui, memang begitu. Aku belum mengadakan banyak riset di luar budaya Yudaisme-Kristen, jadi aku harus bergantung pada laporan2 yang ditulis di buku2. Aku telah berbicara dengan orang2 dari berbagai dunia, misalnya Eropa Barat, Amerika Selatan, bahkan negara2 Asia – tapi kebanyakan adalah orang2 yang dibesarkan dalam budaya Yudaisme-Kristen. Tapi dari laporan2 yang kudengar dari orang2 yang tertarik melakukan riset serupa, kita pun mendapat laporan yang hampir sama dari orang lain budaya. Seorang anthropologis bernama David Hallowell menulis laporan menarik di akhir tahun 1920-an atau awal 1930-an. Laporan ini adalah tentang riset diantara orang2 Indian Salto di Kanada. Dia menemukan bahwa orang2 Salto sangat suka dengan kisah2 PHM, dan mereka mengumpulkan banyak kisah2 PHM. Ternyata kisah2 itu serupa dengan apa yang kita dengar dari orang2 Amerika modern yang mengalami PHM.


MISHLOVE: Kau menyatakan bahwa orang2 yang mengalami PHM lalu menjadi sangat berubah setelah itu. Satu pernyataan yang kau gunakan, yang sangat menyentuhku, adalah mereka jadi sangat jauh lebih spiritual – tapi bukan berarti jadi sangat relijius. Kau katakan bahwa jadi relijius berarti mengikuti ajaran2 gerejamu, sedangkan jadi spiritual berarti mengikuti dorongan nurani jiwamu – dan orang2 lebih cenderung pada perkembangan spiritual.


MOODY: Oh, benar sekali. Kupikir penjabaranmu baik sekali. Mereka yang mengalami PHM berkata bukan jenis agamanya yang penting. Suatu saat aku berbicara dengan orang yang bijak yang mengatakan padaku dia telah mengalami PHM di tahun lalu pada saat menjalani latihan seminari. Dia berkata bahwa sebelum PHM, dia sangat yakin bahwa hanya orang2 yang sealiran agama dengannyalah yang bakal masuk surga, dan umat lain akan masuk neraka. Dia berkata bahwa dulu dia sangat amat yakin akan hal ini. Sewaktu mengalami PHM, dia berkata bahwa dia melihat jasadnya yang mati, lalu masuk ke dalam terowongan, dan mencapai sinar yang luar biasa terangnya, dan bertemu dengan seseorang yang dikenalnya sebagai Yesus. Ternyata Yesus adalah orang yang enak diajak bicara dan inilah yang lalu dikatakannya, “Aku sangat kaget ketika mengetahui bahwa Tuhan tidak tertarik dengan segala pengetahuan agamaku.” Pada umumnya juga para pasien berkata bahwa bukan jenis agamanya yang penting, tapi yang penting justru kasih pada dirimu dan pada sesamamu, dan usaha untuk mengembangkan diri sendiri dan sikap harmonis dengan Tuhan dan sesama manusia.


MISHLOVE: Kau juga menerangkan bahwa ada seorang pendeta fundamentalis yang mengalami PHE. Sebelum mengalami PHM dia sering berkhotbah tentang api neraka yang mengancam orang berdosa.


MOODY: Oh iya, dan orang ini mengatakan ketika mengalami PHM, dia diberi tahu dengan cara yang sangat lembut dan penuh kasih bahwa bukan begitu caranya mengkhotbahi orang2, bahwa dia tidak perlu menakut-nakuti mereka.


MISHLOVE: Apakah setelah itu dia berubah?


MOODY: Dia berubah sama sekali.


MISHLOVE: Dan perubahan sikap seperti ini sangat sering terjadi.


MOODY: Oh iya, betul. Kami melihat hal ini berulang kali terjadi – para pasien tidak takut lagi akan kematian, mereka lalu memperbaharui kembali rasa kasih terhadap sesama manusia, mereka merasa yakin bahwa saat inilah yang paling penting, hiduplah di saat sekarang ini dan jangan khawatir tentang masa depan dan segalanya, dan mereka pun merasa sangat puas dengan hidup mereka. Hal lain yang menarik adalah seringkali para pasien menyatakan ketertarikan mereka untuk belajar. Aku punya banyak pasien, bahkan pasien usia lanjut, yang telah mengalami PHM, bahwa keinginan pertama mereka setelah mati adalah kembali belajar di sekolah. Beberapa dari mereka bahkan masuk perguruan tinggi untuk pertama kalinya. Hal ini terjadi sebab, kata mereka, sewaktu mereka melihat tayang ulang hidup mereka, mereka diberitahu bahwa apa yang mereka pelajari ternyata membantu perkembangan diri mereka ke arah positif dan hal ini ternyata memuaskan dan mereka jadi terus berkembang.


MISHLOVE: Di bukumu kau menyatakan bahwa beberapa pasien berkata bahwa satu2nya hal yang bisa dibawa oleh mereka di alam baka hanyalah kemampuan mencintai dan pengetahuan yang mereka miliki.


MOODY: Betul.


MISHLOVE: Apakah pengetahuan itu seperti pengetahuan teknik, atau pengetahuan tertentu tentang jiwa, atau pengetahuan sejenis itu?


MOODY: Kukira tepatnya adalah pengetahuan yang bersifat hikmat (kebijaksanaan), dan ini dicapai ketika kau benar2 ingin belajar dan mengerti.


MISHLOVE: Dengan kata lain, akhirnya yang tetap ada hanyalah kasih dan kebijaksanaan – yang lain2 akan hilang lenyap.


MOODY: Ya.


MISHLOVE: Ketika banyak orang mengalami PHM, apakah kau pikir hal ini akan mempengaruhi budaya kita secara luas karena begitu banyak orang yang membicarakan hal ini?


MOODY: Tiada keraguan akan hal ini. Malah hal ini mulai sering ditayangkan di film2 sekarang. Ada beberapa film tentang PHM yang sangat bagus, salah satunya adalah “Resurrection” (kebangkitan kembali). Bahkan ada pula serial tv tentang PHM. Aku juga menyaksikan dalam bidangku bahwa dari tahun ke tahun terdapat lebih banyak artikel2 kedokteran di majalah2 kedokteran tentang PHM. Penelitiannya bukan untuk membuktikan bahwa ada kehidupan setelah mati, tapi lebih menekankan hubungannya dengan bidang kedokteran. Terdapa sebuah riset yang menyatakan dengan tegas bahwa sekitar 45% sampai 60% orang2 yang dihidupkan kembali akan mengalami PHM secara natural. Karena itu, dari sudut pandangku sebagai dokter, apapun sebab kejadian atau makna PHM, sangatlah penting bagi kita untuk meyakinkan para pasien bahwa bukan mereka sendiri saja yang mengalami hal itu. Kami para dokter tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada para pasien, tapi kami menganggap hal itu penting, dan kami ingin menolongmu membangun hidupmu kembali.


MISHLOVE: Jadi di depan matamu, orang2 ini mengalami pengalaman yang luar biasa, tidak peduli asal-usul mereka. Sekarang di budaya masyarakat Barat, kita mulai mengakui adanya kejadian itu, dan ini semua karena jasamu, Dr. Moody.


MOODY: Well, tampaknya begitu, meskipun aku tidak mau dianggap berjasa akan hal itu. Terima kasih atas komentarmu yang hangat itu, tapi --


MISHLOVE: Kita harus berhenti sekarang karena tidak ada waktu lagi. Aku sangat menghargai sikap rendah hatimu dan ketulusanmu. Dengan sikap2 inilah kau melakukan penelitian terhadap fenomena luar biasa ini.


MOODY: Yang ingin kukatakan adalah banyak sekali dokter2 lain yang juga menemukan hal yang sama.


MISHLOVE: Well, Raymond Moody, terima kasih atas kehadiranmu di sini.


MOODY: Terima kasih kembali.

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...