Oke sekarang saya akan  posting sesuatu yang mungkin tidak asing lagi di indonesia, yang  sekarang lagi ngetrend gara-gara teror bom. Jaringan Islam Liberal ( JIL  ), tahu kah anda apa itu jaringan islam liberal? Dan siapakah para  tokoh yang berada di balik JIL? Mengapa Islam Liberal dianggap sesat?  Baiklah kita akan bahas satu persatu. Maaf artikel ini tidak bermaksud sara atau memojokan pihak manapun, saya hanya sekedar memberikan informasi.
 1.Apa itu Jaringan Islam Liberal?
Islam Liberal adalah suatu bentuk penafsiran tertentu atas Islam dengan landasan sebagai berikut:
a. Membuka pintu ijtihad pada semua dimensi Islam.
Islam Liberal percaya bahwa ijtihad atau penalaran rasional atas   teks-teks keislaman adalah prinsip utama yang memungkinkan Islam terus   bisa bertahan dalam segala cuaca. Penutupan pintu ijtihad, baik secara   terbatas atau secara keseluruhan, adalah ancaman atas Islam itu sendiri,   sebab dengan demikian Islam akan mengalami pembusukan. Islam Liberal   percaya bahwa ijtihad bisa diselenggarakan dalam semua segi, baik segi   muamalat (interaksi sosial), ubudiyyat (ritual), dan ilahiyyat   (teologi).
b. Mengutamakan semangat religio etik, bukan makna literal teks.
Ijtihad yang dikembangkan oleh Islam Liberal adalah upaya menafsirkan   Islam berdasarkan semangat religio-etik Qur’an dan Sunnah Nabi, bukan   menafsirkan Islam semata-mata berdasarkan makna literal sebuah teks.   Penafsiran yang literal hanya akan melumpuhkan Islam. Dengan penafsiran   yang berdasarkan semangat religio-etik, Islam akan hidup dan berkembang   secara kreatif menjadi bagian dari peradaban kemanusiaan universal.
c. Mempercayai kebenaran yang relatif, terbuka dan plural.
Islam Liberal mendasarkan diri pada gagasan tentang kebenaran (dalam   penafsiran keagamaan) sebagai sesuatu yang relatif, sebab sebuah   penafsiran adalah kegiatan manusiawi yang terkungkung oleh konteks   tertentu; terbuka, sebab setiap bentuk penafsiran mengandung kemungkinan   salah, selain kemungkinan benar; plural, sebab penafsiran keagamaan,   dalam satu dan lain cara, adalah cerminan dari kebutuhan seorang   penafsir di suatu masa dan ruang yang terus berubah-ubah.
d. Memihak pada yang minoritas dan tertindas.
Islam Liberal berpijak pada penafsiran Islam yang memihak kepada kaum   minoritas yang tertindas dan dipinggirkan. Setiap struktur   sosial-politik yang mengawetkan praktek ketidakadilan atas yang   minoritas adalah berlawanan dengan semangat Islam. Minoritas di sini   dipahami dalam maknanya yang luas, mencakup minoritas agama, etnik, ras,   jender, budaya, politik, dan ekonomi.
e. Meyakini kebebasan beragama.
Islam Liberal meyakini bahwa urusan beragama dan tidak beragama   adalah hak perorangan yang harus dihargai dan dilindungi. Islam  Liberal  tidak membenarkan penganiayaan (persekusi) atas dasar suatu  pendapat  atau kepercayaan.
f. Memisahkan otoritas duniawi dan ukhrawi, otoritas keagamaan dan politik. 
Islam Liberal yakin bahwa kekuasaan keagamaan dan politik harus   dipisahkan. Islam Liberal menentang negara agama (teokrasi). Islam   Liberal yakin bahwa bentuk negara yang sehat bagi kehidupan agama dan   politik adalah negara yang memisahkan kedua wewenang tersebut. Agama   adalah sumber inspirasi yang dapat mempengaruhi kebijakan publik, tetapi   agama tidak punya hak suci untuk menentukan segala bentuk   kebijakan publik. Agama berada di ruang privat, dan urusan publik harus   diselenggarakan melalui proses konsensus.
2. Mengapa disebut Islam Liberal?
Nama “Islam liberal” menggambarkan prinsip-prinsip yang kami anut, yaitu Islam yang menekankan kebebasan pribadi  dan pembebasan dari struktur sosial-politik yang menindas. “Liberal” di sini bermakna dua:  kebebasan  dan pembebasan.  Kami percaya bahwa Islam selalu  dilekati kata sifat, sebab pada  kenyataannya Islam ditafsirkan secara  berbeda-beda sesuai dengan  kebutuhan penafsirnya. Kami memilih satu  jenis tafsir, dan dengan  demikian satu kata sifat terhadap Islam, yaitu  “liberal”. Untuk  mewujudkan Islam Liberal, kami membentuk Jaringan Islam  Liberal (JIL).
 3. Mengapa Jaringan Islam Liberal?
Tujuan utama kami adalah menyebarkan gagasan Islam Liberal   seluas-luasnya kepada masyarakat. Untuk itu kami memilih bentuk   jaringan, bukan organisasi kemasyarakatan, maupun partai politik. JIL   adalah wadah yang longgar untuk siapapun yang memiliki aspirasi dan   kepedulian terhadap gagasan Islam Liberal.
4. Apa misi JIL?
Pertama, mengembangkan penafsiran Islam yang liberal sesuai   dengan prinsip-prinsip yang kami anut, serta menyebarkannya kepada   seluas mungkin khalayak.
Kedua, mengusahakan terbukanya ruang dialog yang bebas dari   tekanan konservatisme. Kami yakin, terbukanya ruang dialog akan   memekarkan pemikiran dan gerakan Islam yang sehat.
Ketiga, mengupayakan terciptanya struktur sosial dan politik yang adil dan manusiawi. 
http://islamlib.com/id/halaman/tentang-jil
Siapakah tokoh dibalik Jaringan Islam Liberal?
A. Para Pelopor
1. Abdul Mukti Ali
2. Abdurrahman Wahid
3. Ahmad Wahib
4. Djohan Effendi
5. Harun Nasution 
6. M. Dawam Raharjo
7. Munawir Sjadzali
8. Nurcholish Madjid
B. Para Senior
9. Abdul Munir Mulkhan 
10. Ahmad Syafi’i Ma’arif 
11. Alwi Abdurrahman Shihab
12. Azyumardi Azra 
13. Goenawan Mohammad
14. Jalaluddin Rahmat 
15. Kautsar Azhari Noer
16. Komaruddin Hidayat
17. M. Amin Abdullah
18. M. Syafi’i Anwar
19. Masdar F. Mas’udi 
20. Moeslim Abdurrahman
21. Nasaruddin Umar
22. Said Aqiel Siradj 
23. Zainun Kamal
C. Para Penerus “Perjuangan”
24. Abd A’la
25. Abdul Moqsith Ghazali 
26. Ahmad Fuad Fanani
27. Ahmad Gaus AF
28. Ahmad Sahal
29. Bahtiar Effendy
30. Budhy Munawar-Rahman
31. Denny JA 
32. Fathimah Usman
33. Hamid Basyaib
34. Husein Muhammad
35. Ihsan Ali Fauzi
36. M. Jadul Maula
37. M. Luthfie Assyaukanie 
38. Muhammad Ali
39. Mun’im A. Sirry
40. Nong Darol Mahmada
41. Rizal Malarangeng
42. Saiful Mujani
43. Siti Musdah Mulia 
44. Sukidi
45. Sumanto al-Qurthuby
46. Syamsu Rizal Panggabean
47. Taufik Adnan Amal
48. Ulil Abshar-Abdalla 
49. Zuhairi Misrawi
50. Zuly Qodir
http://forum.detik.com/daftar-50-tokoh-jil-indonesia-t42703.html
 Mengapa Jaringan Islam Liberal dianggap sesat?
Membuka pintu Ijtihad pada semua     Dimensi Islam
Pada butir pertama tersebut di atas ,dalam landasan pemikiran JIL      membuka pintu ijtihad atau pembaharu pada Dimensi Islam , artinya      mereka dapat melakukan penafsiran berdasarkan logika atau nalarnya      pada seluruh Syariat Islam baik yang tertulis di Al-Qur?an maupun      Al-Hadits . Mereka beranggapan bahwa penafsiran berdasakan logika      pada teks-teks keislaman bisa membuat islam bisa bertahan dalam      segala cuaca . Pandangan seperti itu merupakan pola pikir yang kolot      dan ?kebelinger? ,tidak ada yang baru dalam pandangan penulis.
JIL mengambil kerangka pemikiran dari orang-orang orientalis (Barat)      yang menggunakan tafsir hermeuneutika atau menyadur faham liberal      lain seperti Charles Kurzman, University of North Carolina.,      Mohammed Arkoun, University of Sorbone, Prancis.,Harun Nasution dll     .  Prof.Dr.Harun Nasution alumni MMcGill Canada yang bertugas di IAIN      Jakarta ,yang memuji Rifa'at Thahthawi seorang liberalist(orang      Mesir alumni Prancis) sebagai pembaharu dan pembuka pintu ijtihad  (Pembaharuan     dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan, hal 49).  Padahal, menurut     Ali Muhammad Juraisyah dosen Syari'ah di Jami'ah  Islam Madinah,     Rifa'at Thahthawi itu alumni Barat yang paling  berbahaya. Rifa'at     Thahthawi tinggal di Paris 1826-1831M yang  kemudian kembali ke Mesir     lalu bicara tentang dansa yang ia lihat di  Paris bahwa hanya sejenis     keindahan dan kegairahan muda, tidaklah  fasik berdansa itu dan     tidaklah fasik (tidak melanggar agama)  berdempetan badan. (Bahaya     Islam Liberal Sekular dan Menyamakan Islam dengan Agama Lain (     Hartono Ahmad Jaiz -)
Apakah bentuk ijtihad seperti ini yang dimaksud ? serta disebut      sebagai pembaharuan dalam islam ?. penafsirkan syariat dengan      mengabaikan kaidah-kaidah dienul islam, oleh orang ?orang liberal di      anggap sebagai modernisasi peradaban ? 
Allah Subhanahu wa ta?ala berfirman dalam Al-Qur?an surat Al Israa'     17. 32. Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu     adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.
Demikian pula dalam hadist nabi ,"Setiap bani Adam ada potensi      berzina: maka dua mata berzina dan zinanya melihat, dua tangan      berzina dan zinanya memegang, dua kaki berzina dan zinanya berjalan,      mulut berzina dan berzinanya mencium, hati berzina dan berzinanya      cenderung dan mengangan-angan, sedang farji/ kemaluan membenarkan      yang demikian itu atau membohongkannya.? (Hadits Musnad Ahmad     juz 2 hal 243,)
Kerancuan penafsiran dan pengingkaran ayat Al-Qur?an semacam itu,      baik disengaja atau malah sudah diprogramkan sejak para plagiator      faham liberal belajar di Barat, sebenarnya telah mencampur aduk      hal-hal yang bertentangan satu sama lain, dijadikan dalam satu wadah      dengan satu sebutan: Modernis.Pembaharu atau ijtihad Baik itu      dibikin oleh ilmuwan Barat yang membuat kategorisasi ngawur-ngawuran      itu berdisiplin ilmu sosiologi seperti Kurzman, maupun orang      Indonesia alumni Barat yang lebih menekankan filsafat daripada      syari?at Islam .
?Sesungguhnya Allah senantiasa akan membangkitkan untuk umat ini      pada setiap akhir seratus tahun (satu abad), orang yang akan      memperbarui agamanya.? 
(Hadis dari Abu Hurairah, Riwayat Abu Dawud, Al-Hakim, Al-Baihaqi,      mereka menshahihkannya, dan juga dishahihkan oleh Al?Iraqi, Ibnu      Hajar, As-Suyuthi, dan Nasiruddin Al-Albani).
Kalau orang yang menghalalkan dansa-dansi campur aduk laki perempuan      model di Prancis, yaitu Rifa?at At-Thahthawi di Mesir, justru      dikategorikan sebagai pembaharu atau mujaddid, bahkan dianggap      sebagai pembuka pintu ijtihad bagi kelopok Liberal , apakah itu      bukan fitnah dari segi pemahaman ilmu dan bahkan dari sisi ajaran      agama? 
Padahal, menurut kitab Mafhuum Tajdiidid Dien oleh Busthami Muhammad      Said, pembaharuan yang dimaksud dalam istilah tajdid itu adalah      mengembalikan Islam seperti awal mulanya. Abu Sahl Ash-Sha?luki      mendefinisikan tajdid dengan menyatakan, ?Tajdiduddin ialah     mengembalikan Islam seperti pada zaman salaf yang pertama.?  Atau     menghidupkan sunnah dalam Islam yang sudah mati di masyarakat.  Jadi     bukannya mengadakan pemahaman-pemahaman baru apalagi yang  aneh-aneh     yang tak sesuai dengan Alqur?an dan Assunnah. Dan adapun      menyimpulkan hukum sesuai Alqur?an dan Assunnah mengenai hal-hal      baru, itu namanya ijtihad. Jadi yang diperlukan dalam Islam adalah      tajdid dan ijtihad, yang dalam artian tidak mengakomodasi Barat      ataupun adat sesuai selera pikiran masing-masing tanpa memperhatikan      landasan iman & islam .
Dalam hal ber-muamalat , ubudiyat dan Ilahiyat 
Mari kita lihat tulisan Hartono Ahmad Jaiz dalam situs AlDakwah.org      tentang artikel Ulil Abshar Abdala dimana artikel tersebut      menghantam Islam dan ummat Islam secara semaunya. Arahnya adalah      pluralisme agama, menyamakan Islam agama Tauhid dengan agama-agama      lain yang berseberangan bahkan bertentangan dengan Tauhid, yaitu      syirik, menyekutukan Allah swt dengan selain-Nya. Resiko dari      keberanian mensejajarkan agama Tauhid dengan kemusyrikan itu      sampai-sampai Ulil Abshar Abdalla "memfatwakan" tidak berlakunya      lagi larangan pernikahan antara Muslim/ Muslimah dengan non Muslim.      Dia karang-karang bahwa larangan atau keharamannya dalam Al-Qur'an      tidak jelas. Lebih dari itu, seluruh hukum dalam Al-Qur'an yang      menyangkut mu'amalah (pergaulan antar manusia) tidak perlu diikuti      lagi di zaman modern ini. Di lain kesempatan, Ulil mengemukakan di      suatu majalah bahwa Vodca (minuman beralkohol lebih dari     16%, pen) boleh jadi di Rusia dihalalkan karena di sana udaranya     dingin sekali. Sehingga Ulil Abshar Abdalla menegas-negaskan     hawa nafsunya berkali-kali bahwa dia tidak percaya adanya hukum     Tuhan.
Bentuk ijtihad penafsiran yang dilakukan oleh kelompok JIL seperti      tersebut diatas tanpa disadarinya telah membangkitkan sikap      hati-hati untuk seluruh umat islam walaupun dengan segala      keterbatasannya wajib turut serta menghadang semua sepak terjang      faham sekularime, pluralisme & liberalisme (spilis) yang menjadi      pokok idealisnya dalam menafsirkan Alqur?an & Alhadits dengan tidak      melihat kaidah-kaidah yang benar dimana faham spilis tersebut      berniat disebarkan ke seluruh masyarakat muslim.
Dalam artikel yang ditulis oleh seorang Ulil sang gembong JIL ,      dengan memfatwakan" tidak berlakunya lagi larangan pernikahan antara      Muslim/ Muslimah dengan non Muslim. Dan juga mengatakan Vodca (minuman      beralkohol) boleh jadi di Rusia dihalalkan karena di sana udaranya      dingin sekali. Sejatinya yang demikian tersebut merupakan pemikiran      dan paham yang ingkar, tidak mengakui Alqur?an & Assunah ,      kontektual dalam Al-Qur?an dijelaskan , dalam surat Al-Baqarah 219.    Mereka  bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: "Pada      keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfa'at bagi manusia,      tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfa'atnya". Dan mereka      bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: " Yang      lebih dari keperluan." Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya      kepadamu supaya kamu berfikir .
AlMaidah 90. Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum)      khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan      panah , adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah      perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan 
AlBaqarah . 221. Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita      musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang      mu'min lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu.      Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan      wanita-wanita mu'min) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak      yang mu'min lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik      hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga      dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya  (perintah-perintah-Nya)     kepada manusia supaya mereka mengambil  pelajaran.
Rupanya Ulil mengambil kesempatan secara maksimum , dimulai     dengan  berperan sebagai orang yang turut mengundang dalam pernikahan     beda  agama seperti yang dia "fatwakan". Lalu tidak cukup hanya jadi      pengundang, namun dia juga jadi saksi dalam upacara akad nikah. Lalu      masih merasa belum cukup pula, maka mewawancarai Ahmad Nurcholish      dan Mei Yong kemudian dimuat di situs islamlib.com. 
Dalam hadits disebutkan:
"Pastilah tali-tali Islam akan dilepaskan satu demi satu tali,      maka ketika terlepas satu tali lalu manusia berpegangan dengan yang      berikutnya. Yang pertama lepas adalah al-hukmu (hukum, pemerintahan)      dan yang terakhir adalah shalat." (HR Ahmad, hasan).
"Hampir datang pada manusia suatu zaman (di mana) tidak tersisa      dari Islam kecuali namanya, dan tidak tersisa dari Al-Qur'an kecuali      tulisannya. Masjid-masjid mereka ramai tetapi keropos dari petunjuk.      Ulama mereka adalah seburuk-buruk orang di bawah kolong langit?     (HR Al-baihaqi dalam Syu'abul Iman juz 2, halaman 311).
Perusakan terhadap Islam adalah satu kemunkaran yang sangat puncak.      Tanpa ada perusakan pun, orang-orang yang mampu untuk menyiarkan dan      mendakwahkan Islam maka wajib mendakwahkannya. Sehingga, lepasnya      unsur-unsur Islam seperti yang disebutkan dalam hadits tersebut,      tanpa dilancarkan oleh orang-orang tertentu dengan program yang      disusun rapi pun, ummat Islam ini sebenarnya wajib mempertahankan      Islamnya. Apalagi dalam kasus ini perusakan dan pemretelan terhadap      Islam itu justru diprogramkan, didanai, dan dilaksanakan secara      sitematis; maka kewajiban untuk mempertahankan Islam di sini lebih      mutlak wajibnya. Meskipun demikian, untuk melaksanakan kewajiban      mempertahankan Islam dalam kasus ini pun memerlukan perangkat. Di      antara perangkat yang paling utama adalah pemahaman Islam secara      memadai dan benar. Karena, tanpa memiliki kemampuan memahami Islam      secara memadai dan benar, maka menghadapi syubhat-syubhat  (kesamaran-kesamaran)     dan kata-kata sampah yang disasarkan untuk  mempreteli Islam itu bisa     jadi justru menambah kerancuan pemahaman.  Akibatnya, pemahaman     justru akan rusak, carut marut dan makin jauh  dari Islam, alias ikut     pula mempreteli Islam tanpa disadari. Padahal  kalau gerakan     sistematis perusakan pemahaman Islam ini dibiarkan,  yang terjadi     adalah proses pembusukan pemahaman Islam secara  sitematis yang     menuju kepada rusaknya seluruh sisi pemahaman Islam.
JIL telah kelewat batas. Lontaran-lontaran fahamnya yang merupakan      olahan dari sampah-sampah berbahaya yang ia kais-kais dari      tokoh-tokoh sekuler, Islam kiri, orientalis, kafirin, tasawuf sesat,      liberal, dan mereka yang berfaham pluralisme agama alias      mensejajarkan semua agama, jelas merusak pemahaman Islam yang sesuai      dengan Al-Qur'an, As-Sunnah, dan penjelasan para ulama yang      bermanhaj salaful ummah.
Inti dari lontaran sampah yang dibualkan JIL adalah agar dalam      mengatur kehidupan modern ini Al-Qur'an tidak dijadikan pedoman,      apalagi As-Sunnah. Justru yang dijadikan pedoman adalah apa yang      disebut pengalaman manusia, dengan alasan bahwa Tuhan telah      memuliakan (takrim) kepada manusia. Kalau untuk mengatur kehidupan      modern ini masih merujuk kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah seperti yang      tertulis dalam teks, maka JIL menganggapnya sebagai penyembahan      terhadap teks. Mereka menginginkan agar apa yang disebut penyembahan      teks itu dicari jalan keluarnya, di antaranya adalah menjadikan      pengalaman manusia ini kedudukannya sejajar dengan Al-Qur'an,      sehingga Al-Qur'an yang berupa teks itu hanyalah separoh dari Al-Qur'an,      dan yang separohnya lagi adalah pengalaman manusia. Itulah yang      dimaui JIL.
Guru mereka adalah kafirin yang menjadikan hasil pemikiranya menjadi      orang nyeleneh. Lontaran faham-fahamnya berputar pada kisaran &      dugaan yang jauh dari kebenaran, dan ketika dikemukakan ke      masyarakat umum menjadi wabah penyakit aqidah. Sebenarnya semua itu      menurut istilah Al-Qur'an hanyalah mengikuti orang-orang kafir      terdahulu. Guru yang mengajari orang-orang liberal itu keyakinannya      telah disinyalir oleh Al-Qur'an sebagai orang-orang yang hanya      menirukan orang-orang kafir terdahulu. Lantas kaum liberalis yang      mengolah pemahaman di antaranya dari gurunya itu, terjebak dalam      kisaran yang disebut dalam Al-Qur'an sebagai orang yang menuhankan      hawa nafsunya. Itulah kunci rahasianya.
Aqidah orang yang mengikuti kafirin terdahulu disebut dalam Al-Qur'an,     yang artinya:
Orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putera Allah" dan orang      Nasrani berkata: "Al Masih itu putera Allah". Demikian itulah ucapan      mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang      kafir yang terdahulu. Dila`nati Allah-lah mereka; bagaimana mereka      sampai berpaling? (QS At-Taubah: 30).
Setelah berguru kepada orang keyakinan kafiri , jadilah orang yang      menciptakan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Kalau sudah demikian,      maka peringatan Allah swt perlu dijadikan pertimbangan benar-benar,      ytang artinya:
Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya      sebagai tuhannya, dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya      dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan      tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya      petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu      tidak mengambil pelajaran? (QS Al-Jatsiyah: 23).
Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa      nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun.      Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang      zalim. (QS Al-Qashash: 50). 
Allah SWT telah memberikan peringatan setegas itu. Kenyataan telah      membuktikan, orang yang berguru kepada tokoh yang keyakinannya      menirukan orang-orang kafir terdahulu, maka ketika si murid itu pada      gilirannya mengajarkan ajarannya itu kepada umum didukunglah oleh      kelompok-kelompok kafirin dari Barat dan Timur serta wadya balanya      dan antek-anteknya.
Mereka adalah penerus Snouck Hurgronje, Van der Plas, atau bahkan      Gatoloco dan Darmo Gandul. (Tentu saja ada juga yang shalih, tidak      dinafikan). Jadi dari Barat diambil faham pluralisme agamanya  (menyamakan     semua agama), sedang dari tasawuf sesat diambil wihdatul  adyan (menyamakan     semua agama)nya, dan dari Gatoloco- Darmogandul  diambil     kebengalannya dalam meledek Islam. Jadilah sosok-sosok  perusak Islam     yang sangat berbahaya, sambil bekerja sama-sama dengan  pihak yang     gencar mengadakan pemurtadan. Astaghfirullaahal 'adhiem?      Na'udzubillaahi min dzaalik! (Alislahonline).
http://islamic.xtgem.com/swaramuslim1/d_03.htm
Apakah ada hubungannya dengan freemasonry?
Banyak konspirasi mengatakan bahwa abdurrahman wahid adalah salah satu  anggota freemason atau mason, sedangkan beliau juga salah satu pelopor  berdirinya Jaringan Islam Liberal. Dan salah satu tujuan freemason ialah  penghapusan semua agama kecuali yahudi, sedangkan Islam Liberal  tujuannya menyatakan semua agama sama. Kelihatannya hampir sama keduanya  antara Islam Liberal dan Freemason. Tapi itu semua hanya pendapat saya,  selebihnya saya kembalikan lagi kepada anda. Apakah anda percaya Islam  Liberal dan Freemason itu berhubungan? Itu pendapat anda semua.
Sekali lagi saya katakan, maaf artikel ini tidak bermaksud sara atau  memojokon pihak manapun, hanya sekedar memberikan informasi.
Sumber
SlideShow
"MY PET: SPIDERREV"
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
 
 



 
 
 
 





 
0 komentar:
Posting Komentar