Wanita  kerap menggunakan air mata sebagai 'senjata' untuk meluluhkan hati  kekasihnya saat terjadi pertengkaran. Dengan harapan, pria menjadi iba  dan akhirnya mau menuruti keinginannya. 
 Tapi ternyata air mata tidak selalu bisa  menyelesaikan masalah. Diam, adalah reaksi paling umum yang biasanya  dilakukan pria saat melihat kekasihnya menangis. Hal ini karena, air  mata menyebabkan kebingungan dan rasa bersalah dalam dirinya. 
 Masih ada dua penyebab lain, kenapa Anda sebaiknya tidak menitikkan air mata di depan pria. 
 1. Wanita yang Menangis Membuat Pria Panik 
 Ketika pria melihat wanita menangis, otaknya akan 'berhenti' memikirkan  hal lain, kecuali air mata yang membasahi pipi dan wajah yang terlihat  merana. Akibatnya, ia jadi panik dan tidak bisa fokus pada permasalahan sebenarnya. Pada akhirnya, ia memilih untuk diam bahkan bisa saja dia pergi karena tidak tahan melihat tangisan si wanita. 
 2. Menangis Tersedu-sedu: Buat Pria Merasa Bersalah 
 Di dalam pikiran pria, tangisan tersedu-sedu dari seorang wanita seolah  mengatakan: "Ya, kamu bersalah sudah membuat saya seperti ini". Sikap  ini bisa membuat pria terpojok sehingga otaknya menolak untuk 'mencerna' perkataan yang keluar dari mulut kekasihnya. 
 Dia akan mencoba bersikap defensif; mencoba menyangkal dari kesalahan  yang telah diperbuatnya pada Anda. Dia juga akan bersikeras kalau  masalah yang terjadi bukan sepenuhnya karena kesalahannya. Meskipun  mungkin pada kenyataannya, memang dia yang bertanggung jawab. 
 Bagaimana seharusnya menyikapi masalah serius yang terjadi dalam hubungan asmara? 
 Saat bertengkar atau membahas permasalahan serius dalam hubungan,  cobalah mengontrol emosi. Mungkin akan ada satu-dua tetes air mata yang  mengalir, tapi usahakan tetap ambil sikap tenang dan jangan meratap.  Marah dan mengungkapkan kekesalan sangat wajar dalam pertengkaran, namun  jangan sampai meledak-ledak. 
 Jika ingin menangis tersedu-sedu, lakukanlah saat Anda sendiri di dalam kamar. Atau, Anda bisa  menangis kencang di depan sahabat atau orang terdekat. Mereka akan  dengan sukarela 'meminjamkan' bahunya dan membiarkan Anda meluapkan  kesedihan, selama dan sebesar Anda mau. 
 Setelah itu, keringkanlah air mata Anda, tenangkan diri dan baru mulai  berbicara dengan pasangan. Apapun masalahnya, jika menghadapi kekasih  dengan tenang dan tingkah laku yang rasional, dia akan bersedia  mendengarkan Anda. Meskipun apa yang akan dia dengar mungkin tidak  disukainya. 
 Tapi setidaknya, membicarakan masalah dengan kepala dingin akan  memudahkan kalian berdua untuk sama-sama mencari solusinya. Dan, hal  itulah yang paling penting, dibandingkan terus-menerus meributkan  masalah yang bisa berujung pada putusnya hubungan asmara.

 
 



 
 
 
 





 
0 komentar:
Posting Komentar