Sungai Kapuas, sebuah sungai terpanjang  di Indonesia yang mungkin orang Indonesia sendiri tidak banyak yang  mengenalnya.  Sungai Kapuas membentang dari arah Putussibau Kabupaten  Kapuas Hulu dan bermuara di Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat.  Aku  punya cerita tentang masa kecilku yang tidak akan aku lupakan tentang  misteri ‘penunggu’ atau penjaga di Sungai Kapuas ini.  Ini cerita ketika  aku masih duduk dikelas 2 SMP, atau sekitar tahun 1994.
Dari zaman dahulu kala aku sering  mendengar mitos adanya “puaka” dan istana jin didasar sungai kapuas..  tapi benarkah itu? Hingga kini aku sendiri tidak tahu kebenarannya.   Puaka adalah sebutan masyarakat setempat yang artinya penunggu atau  hantu penunggu, atau identik dengan sesuatu mahluk yang besar dan  tinggal sejak lama disuatu wilayah.  Aku tinggal di pinggir sungai  kapuas, tepatnya di kelurahan tanjung kapuas kota Sanggau kalimantan  Barat.  Waktu itu kegiatan Mandi Cuci Kakus kami lakukan di meting  (jamban, kakus) yang terapung dipinggiran sungai.
Aku sangat hobby sekali berenang, setiap  mandi sore aku selalu menghabiskan waktu di sungai kapuas ini.  Sungai  kapuas adalah sungai yang sangat besar, lebarnya bisa mencapai 600 meter  dan dalamnya ketika pasang bisa lebih dari 15 meter.  Sungai ini  terlihat tenang namun sebenarnya lumayan deras dan menghanyutkan,  sehingga anak2 kecil di kampungku itu sering sekali bermain dengan  menghanyutkan diri dari hulu sungai ke hilir sungai.  Menghanyutkan diri  maksudnya menaiki pelampung yang terbuat dari ban dalam bekas yang  besar, kalo ban dalam motor terlalu kecil hehe..  Istilah dalam bahasa  Sanggau dikenal dengan nama “nganyut” artinya menghanyutkan.

Bermain nganyut ini sangat mengasyikkan  dan dilakukan beramai-ramai.. karena kalo sendirian gak seru. Caranya  cukup dengan membawa sebuah pelampung besar kemudian berjalan melewati  tepi sungai ke arah hulu sejauh-jauhnya.  Kemudian setelah mendapatkan  tempat yang cukup jauh, kami berenang menuju ketengah –tengah sungai  atau sejauh2nya dari tepi sungai.  Arus yang deras tanpa riak membuat  kami seolah2 berjalan dengan sendirinya diatas pelampung tersebut,  dengan demikian kami bisa sambil menikmati pemandangan ditepi sungai  maupun langit.
Setelah sampai dihilir sungai atau jamban  tempat pertama kali kami berkumpul, pelampung kami kayuh hingga ketepi  dan naik keatas jamban… selanjutnya kami bisa mengulanginya berulang  kali sampai puas.
Waktu itu hari sangat cerah, langit2  nampak biru dengan cuaca yang tidak terlalu panas.  Aku pun bertemu  dengan teman2 sekampungku untuk sama2 nganyut di sungai kapuas… Tak  diduga ternyata yang ikut bermain sangat ramai sekali, kalau tidak salah  mungkin sekitar 5-6 pelampung besar, satu pelampung bisa muat untuk 3  orang.
Di tengah sungai, kami dengan riangnya  menikmati pemandangan sambil menghanyut oleh aliran sungai.. ada yang  cerita2, ada yang bernyanyi, ada yang salto2 dari atas pelampung dan ada  yang melamun.  Entah kenapa ada juga beberapa kawan yang ngomong2 kotor  dan makian ketika kami ditengah sungai itu… Tiba-tiba, langit  menghitam… cuaca yang cerah tiba2 gelap dan angin tiba2 bertiup dengan  kencang.. hujan deraspun turun mendadak.  Kala itu aku justru kegirangan  dan bertepuk tangan, karena kalo mandi disungai ketika hujan sangatlah  asyik rasanya.
Tetapi  tawa riang ku tadi mendadak menjadi mencekam, tiba2 sebuah petir besar  menyambar kearah yang tidak jauh dari kami… sambarannya nyaris mengenai  air tersebut.  Tak ayal lagi formasi pelampung kami pun berantakan  karena semua ketakutan, semuanya langsung berenang menuju tepi sungai.   Anehnya, ketika kami sudah sampai ditepi sungai… hujanpun mendadak  berhenti, dan tiba2 angin hitam yang tadinya ada sedikit demi sedikit  terhapus dan pergi.
Kejadian aneh ini sama sekali tidak kami  sadari.. hehe maklum masih anak kecil, belum ngerti dan masih lugu.   Kami pun pulang kerumah masing2 dan kembali janjian untuk bertemu lagi  besok.
Tiba2 aku melihat ada gelombang yang cukup besar datang dari arah tengah sungai menuju ketepi sungai. Aku mengira itu adalah gelombang akibat speed boat yang lewat.. dan akupun sama seperti kemarin bertepuk2 tangan gembira.. “woii gelombang woii gelombang!!” kataku kegirangan.. kawan2 pun merasa girang karena kalau ada gelombang akan lebih seru bisa mengayun2 di pelampung.
Tetapi apa yang terjadi ? ketika gelombang yang datang dari jauh itu mendekat, ternyata gelombang tersebut lebih tinggi dari yang kami bayangkan.. besarnya seperti ombak laut.. sekitar satu meter begitu. Kami pun semuanya terpelanting dan terbawa ke tepi sungai akibat dorongan gelombang besar aneh itu.
Jamban2 yang ada ditepi sungai juga terhempas ketepi akibat gelombang besar itu, ada yang lagi nyuci dijamban juga terjatuh karena sapuan gelombang tersebut. Apa ya..? kami pun keheranan.. karena tidak ada speed biat yang melintas dan tidak ada hal2 lain yang menyebabkan adanya gelombang di sungai saat itu. Kemudian datanglah Pak Itam menghampiri kami.. orang tua yang paling disegani dikampungku datang menghampiri kami dan memarahi kami.. “Kalian… puaka marah dengan kalian tahu nggak!! Besok2 jangan lagi main2 ditengah kapuas..!! kalian dengar ?” kami pun mengangguk dan membubarkan diri.
Setelah kejadian itu aku tak pernah bermain lagi di sungai… Hingga kini kejadian misterius ini masih aneh bagiku. Mana ada hujan yang sangat lebat mendadak berhenti dan langsung cerah dalam waktu singkat, dan selama bertahun2 aku mandi di sungai baru kali itu aku melihat gelombang sebesar itu yang hampir tidak pernah terjadi di sungai.
Puaka Sungai Kapuas Berbentuk Ular ?
Entah benar entah tidak, menurut cerita  yang masih dicari kebenarannya… dikatakan bahwa Sungai Kapuas yang  membentang di Kota Sanggau Kapuas memiliki kerajaan di alam ghaib.   Selain itu ada pula Puaka (Mahluk Ghaib) yang menjaga sungai tersebut.
Diceritakan bahwa ada seekor ular besar  yang melintang didasar sungai kapuas (di alam ghaib nya).  Dimana  ekornya tepat di muara Sungai Sekayam dan kepalanya ada di daerah pancur  aji..   Daerah pancur aji ini terletak di tikungan sungai kapuas,  apabila air pasang maka akan ada pusaran besar di tikungan tersebut.
Pancur Aji memiliki Air terjun setinggi 7 tingkat, untuk mencapai  tingkat teratasnya sangat sulit dan perlu mendaki.. Dulu saya pernah  menuju ke tingkat 7 dari air terjun ini, waktu itu saya mendatanginya  melewati sungai kapuas dan masuk lewat anak sungai yang kecil di tepi  sungai kapuas.  Sekarang ada tempat wisata Pancur Aji di kota Sanggau,  namun saya tidak tahu apakah air terjun di tempat wisata ini adalah  Pancur Aji yang pernah saya datangi 10 tahun yang lalu.. karena waktu  itu saya masuk lewat anak sungai.Bila diperhatikan dari pengalaman misteri diatas, bahwa ada gelombang mendatar dan mengarah hanya kesebelah tepi sungai.. artinya ada sebuah benda atau mahluk panjang yang mengibaskan tubuhnya secara satu arah sehingga membentuk gelombang aneh itu.. benar gak ya?
Kalau itu gelombang karena speed boat, jelas tidak mungkin.. karena tidak ada speed yang melintas dan tidak mungkin ada speed yang membuat gelombang seaneh itu. Dan mengapa hanya satu arah? Seharusnya gelombang yang berasal dari tengah sungai akan mengarah dari sisi tepi kiri dan tepi kanan sungai. (lihat gambar). Sedangkan gelombang yang kami lihat adalah dari seberang sungai ke arah tepi sungai tempat kami menghanyut.

Secara logika jelas ini tidak masuk akal, hmm… saya mencoba menguak kebenaran misteri ini bertahun2 tapi tetap bingung. Dan ketika saya kembali mengingat puaka yang diceritakan orang2 zaman dulu itu mungkin saja benar.. bisa jadi puaka tersebut mengibaskan ekornya atau membuat gelombang satu arah dengan ekornya.. apa mungkin benar??
Jelas tidak ada bukti yang bisa  menguatkan misteri penunggu sungai kapuas di kota Sanggau ini, tetapi  misteri ini tetap aku ingat sampai kapanpun.  Kejadian aneh yang  membingungkan dan tidak pernah terekspose sebelumnya… masih dicari  kebenarannya.



 
 



 
 
 
 





 
0 komentar:
Posting Komentar